Terbongkar Gajah Mada Asli Dan Gaj Ahmada KW
Perdebatan soal nama Gajah Mada VS Gaj Ahmada sepertinya melewatkan
sebuah nama yang penting: Ali Nurul Alam. Namanya cukup asing untuk
masyarakat Indonesia, kecuali mereka yang keturunan para sayyid, habib,
kesultanan Cirebon dan Banten. Tahukah Anda, dia adalah orang kedua yang
menyandang nama Gajah Mada.
Nama Ali Nurul Alam muncul dalam buku Babad Tanah Sunda: Babad Cirebon
tulisan PS Sulendraningrat. Bisa dibilang ini adalah catatan sejarah
resmi Kesultanan Cirebon. Nama ini juga bisa dilihat dari Himpunan Nasab
Al Alawiyin dari Naqobatul Asyrof Al Kubro, Lembaga Pemeliharaan
Penelitian Sejarah dan Silsilah Alawiyin.
Disebutkan Sunan Gunung Jati bernama lengkap Syarif Hidayatullah bin
Syarif Abdullah bin Sayyid Ali Nurul Alam. Ali Nurul Alam ini berarti
adalah kakek Sunan Gunung Jati. Babad Cirebon menyebutkan orangtua dan
kakek Sunan Gunung Jati tidak tinggal di Jawa, melainkan negeri lain
dengan kota bernama Jiddah dan juga Champa.
detikcom juga
melakukan perbandingan data sejarah yang disusun oleh Christoper Buyer
melalui website The Royal Ark yang menyusun silsilah Kesultanan Kelantan
di Malaysia dengan merangkum 14 buku sejarah. Kota Jiddah yang dimaksud
ternyata adalah Jiddah Riayath Sa'adat us-Salam, ibukota Imperium
Chermin yang meliputi Aceh, Kelantan (termasuk Patani di Thailand
Selatan) dan Champa di Vietnam Selatan. Gubernur Jenderal Inggris Thomas
Standford Raffles dalam buku History of Java juga sempat menyebut
Kerajaan Chermin.
Nama Ali Nurul Alam ditemukan kembali di dalam
silsilah Kesultanan Kelantan yang ditulis ulang Christoper Buyer. Dia
adalah putra dari Sayyid Husain Jumadil Kubro, ulama besar keturunan
Rasulullah yang merupakan penyebar Islam di Asia Tenggara dan dimakamkan
di Mojokerto. Yang menarik, Christoper Buyer menulis begini:
"Sayyid 'Ali Nur ul-Alam bin Husain Jamadi al-Kubra, Pateh Arya Gajah
Mada. Perdana Mantri of Kelantan-Majapahit II 1432-1467. Fled to Champa
with the Sultan, following the Siamese conquest in 1467," tulis dia.
Ada
dua fakta menarik. Pertama, Ali Nurul Alam memiliki nama lain Pateh
Arya Gajah Mada. Jabatannya adalah Perdana Menteri Kelantan-Majapahit II
yang menjabat 1432-1467. Kerajaan Majapahit II? Pasti jarang orang
Indonesia yang pernah mendengar nama kerajaan ini.
Buyer
mengatakan anak Raja Langkasuka bernama Bharubhasa mendirikan Kerajaan
Chermin tahun 1339 dengan wilayah kekuasaan dari Aceh, Sumatera Utara,
Perak, Kedah dan Champa. Dia diislamkan oleh Syekh Jumadil Kubro dan
menjadi Sultan Mahmud Ibnu Abdullah.
Kerajaannya ditaklukan
Kerajaan Siam dari Thailand tahun 1345. Mahapatih Gajah Mada lalu
menaklukan Siam tahun 1357, sekaligus menjadikan Chermin sebagai negara
bagian dari Majapahit. Imperium Chermin berganti nama menjadi Majapahit
II.
Dari catatan sejarah itu, ketahuan langkah apa yang dilakukan
Mahapatih Gajah Mada. Dia tidak memaksakan agama Hindu-Buddha yang
dianut Majapahit, melainkan membiarkan Islam tetap tumbuh berkembang.
Buktinya, kesultanan di Chermin tetap dilanjutkan, hanya namanya berubah
menjadi Kelantan-Majapahit II. Kedua, karena rajanya berinduk ke
Majapahit, maka jabatan tertinggi dipegang oleh seorang Perdana Menteri
yang dijabat oleh Ali Nurul Alam dengan nama alias atau gelarnya Pateh
Arya Gajah Mada.
Ini adalah pilihan yang masuk akal untuk
Mahapatih Gajah Mada mendelegasikan kekuasaan ke Patih Arya Gajah Mada.
Mengingat wilayah Kelantan dan Champa jauh sekali dari Trowulan yang
menjadi Ibukota Majapahit.
Fakta bahwa sebagian wilayah Majapahit
bagian timur laut beragama Islam, mungkin menjawab soal koin bertulisan
Arab di era Majapahit yang dihebohkan itu. Bukti lain soal Ali Nurul
Alam bernama alias Patih Arya Gajah Mada juga pernah ditulis media
Malaysia, Utusan Malaysia.
Utusan Malaysia pernah menulis ulasan
cukup panjang tentang Sayyid Ali Nurul Alam. Disebutkan pula Patih Arya
Gajah Mada adalah nama aliasnya dan memang menimbulkan perdebatan apakah
dia dan Gajah Mada adalah orang yang sama atau bukan. Utusan Malaysia
menyebutkan Ali Nurul Alam wafat di Campa tahun 1467.
Dari pada berdebat soal Gaj Ahmada atau Gajah Mada, lebih baik para
sejarawan menjelaskan kepada publik. Siapa itu Ali Nurul Alam? Seorang
muslim yang menyandang nama kedua sebagai Gajah Mada.
sebuah nama yang penting: Ali Nurul Alam. Namanya cukup asing untuk
masyarakat Indonesia, kecuali mereka yang keturunan para sayyid, habib,
kesultanan Cirebon dan Banten. Tahukah Anda, dia adalah orang kedua yang
menyandang nama Gajah Mada.
Nama Ali Nurul Alam muncul dalam buku Babad Tanah Sunda: Babad Cirebon
tulisan PS Sulendraningrat. Bisa dibilang ini adalah catatan sejarah
resmi Kesultanan Cirebon. Nama ini juga bisa dilihat dari Himpunan Nasab
Al Alawiyin dari Naqobatul Asyrof Al Kubro, Lembaga Pemeliharaan
Penelitian Sejarah dan Silsilah Alawiyin.
Disebutkan Sunan Gunung Jati bernama lengkap Syarif Hidayatullah bin
Syarif Abdullah bin Sayyid Ali Nurul Alam. Ali Nurul Alam ini berarti
adalah kakek Sunan Gunung Jati. Babad Cirebon menyebutkan orangtua dan
kakek Sunan Gunung Jati tidak tinggal di Jawa, melainkan negeri lain
dengan kota bernama Jiddah dan juga Champa.
detikcom juga
melakukan perbandingan data sejarah yang disusun oleh Christoper Buyer
melalui website The Royal Ark yang menyusun silsilah Kesultanan Kelantan
di Malaysia dengan merangkum 14 buku sejarah. Kota Jiddah yang dimaksud
ternyata adalah Jiddah Riayath Sa'adat us-Salam, ibukota Imperium
Chermin yang meliputi Aceh, Kelantan (termasuk Patani di Thailand
Selatan) dan Champa di Vietnam Selatan. Gubernur Jenderal Inggris Thomas
Standford Raffles dalam buku History of Java juga sempat menyebut
Kerajaan Chermin.
Nama Ali Nurul Alam ditemukan kembali di dalam
silsilah Kesultanan Kelantan yang ditulis ulang Christoper Buyer. Dia
adalah putra dari Sayyid Husain Jumadil Kubro, ulama besar keturunan
Rasulullah yang merupakan penyebar Islam di Asia Tenggara dan dimakamkan
di Mojokerto. Yang menarik, Christoper Buyer menulis begini:
"Sayyid 'Ali Nur ul-Alam bin Husain Jamadi al-Kubra, Pateh Arya Gajah
Mada. Perdana Mantri of Kelantan-Majapahit II 1432-1467. Fled to Champa
with the Sultan, following the Siamese conquest in 1467," tulis dia.
Ada
dua fakta menarik. Pertama, Ali Nurul Alam memiliki nama lain Pateh
Arya Gajah Mada. Jabatannya adalah Perdana Menteri Kelantan-Majapahit II
yang menjabat 1432-1467. Kerajaan Majapahit II? Pasti jarang orang
Indonesia yang pernah mendengar nama kerajaan ini.
Buyer
mengatakan anak Raja Langkasuka bernama Bharubhasa mendirikan Kerajaan
Chermin tahun 1339 dengan wilayah kekuasaan dari Aceh, Sumatera Utara,
Perak, Kedah dan Champa. Dia diislamkan oleh Syekh Jumadil Kubro dan
menjadi Sultan Mahmud Ibnu Abdullah.
Kerajaannya ditaklukan
Kerajaan Siam dari Thailand tahun 1345. Mahapatih Gajah Mada lalu
menaklukan Siam tahun 1357, sekaligus menjadikan Chermin sebagai negara
bagian dari Majapahit. Imperium Chermin berganti nama menjadi Majapahit
II.
Dari catatan sejarah itu, ketahuan langkah apa yang dilakukan
Mahapatih Gajah Mada. Dia tidak memaksakan agama Hindu-Buddha yang
dianut Majapahit, melainkan membiarkan Islam tetap tumbuh berkembang.
Buktinya, kesultanan di Chermin tetap dilanjutkan, hanya namanya berubah
menjadi Kelantan-Majapahit II. Kedua, karena rajanya berinduk ke
Majapahit, maka jabatan tertinggi dipegang oleh seorang Perdana Menteri
yang dijabat oleh Ali Nurul Alam dengan nama alias atau gelarnya Pateh
Arya Gajah Mada.
Ini adalah pilihan yang masuk akal untuk
Mahapatih Gajah Mada mendelegasikan kekuasaan ke Patih Arya Gajah Mada.
Mengingat wilayah Kelantan dan Champa jauh sekali dari Trowulan yang
menjadi Ibukota Majapahit.
Fakta bahwa sebagian wilayah Majapahit
bagian timur laut beragama Islam, mungkin menjawab soal koin bertulisan
Arab di era Majapahit yang dihebohkan itu. Bukti lain soal Ali Nurul
Alam bernama alias Patih Arya Gajah Mada juga pernah ditulis media
Malaysia, Utusan Malaysia.
Utusan Malaysia pernah menulis ulasan
cukup panjang tentang Sayyid Ali Nurul Alam. Disebutkan pula Patih Arya
Gajah Mada adalah nama aliasnya dan memang menimbulkan perdebatan apakah
dia dan Gajah Mada adalah orang yang sama atau bukan. Utusan Malaysia
menyebutkan Ali Nurul Alam wafat di Campa tahun 1467.
Dari pada berdebat soal Gaj Ahmada atau Gajah Mada, lebih baik para
sejarawan menjelaskan kepada publik. Siapa itu Ali Nurul Alam? Seorang
muslim yang menyandang nama kedua sebagai Gajah Mada.
Comments
Post a Comment